Anda mungkin tidak akan ragu-ragu untuk libur jika sedang flu. Namun,
akankah Anda mengambil hari libur ketika tingkat stres Anda sudah
nyaris melewari batas? Banyak dari kita menjawab tidak.
Meskipun hampir semua orang membutuhkan istirahat sesekali, banyak
yang jarang mengambil hari libur karena mereka khawatir orang lain akan
memandang rendah mereka. Demikian menurut Paula Davis-Laack, PhD,
penulis buku Addicted to Busy.
Stres tingkat tinggi tidak hanya akan menyebabkan kelelahan, tetapi
juga dapat menyebabkan masalah perut, sulit tidur, sakit kepala, dan
banyak lagi. Bagaimana Anda tahu kapan Anda telah mencapai titik puncak stres dan
jenuh dan sudah harus pergi berlibur? Berikut ini tanda-tandanya.
1. Setiap masalah kecil berubah menjadi masalah besar
Anda merasa seperti orang termalang di dunia
dan ini membuat Anda mudah tersinggung.
Jika Anda mudah marah dan membesarkan masalah kecil terhadap rekan
kerja atau klien, mungkin itu karena Anda tidak memanfaatkan waktu cuti
untuk bersantai atau berlibur.
2. Anda mulai membuat banyak kesalahan
Stres kronis adalah penyebab paling umum dari kesalahan kerja, dan
itu pertanda bahwa Anda mungkin perlu untuk mengambil langkah mundur. Hasil studi menunjukkan bahwa ketika dokter dan apoteker stres atau
memiliki beban kerja yang berat, mereka rentan membuat kesalahan yang
serius dan dapat berpotensi fatal bagi pasien.
Buatlah atasan Anda atau klien tahu bahwa Anda butuh waktu untuk
memperbaiki kesalahan Anda dan akan mengambil langkah-langkah untuk
memastikan hal itu tidak terjadi lagi.
3. Rekan kerja terus bertanya apakah Anda baik-baik saja
Orang lain mungkin melihat bahwa Anda sedang stres sebelum Anda
menyadarinya. Jika rekan kerja Anda tetap mendekat untuk mengatakan,
"Kau tampak lelah," atau bertanya, "Apakah ada yang salah?" maka itu
bisa menjadi tanda bahwa stres Anda, kata Davis-Laack, telah begitu
jelas terlihat oleh seisi kantor.
Tanda lainnya, Anda rewel dan orang lain jadi menjaga jarak lebih
dari biasanya. Jika itu yang terjadi, Anda mungkin perlu waktu off lebih dari satu atau dua hari.
Andrew Shatte, PhD, seorang psikolog yang turut membantu menulis meQuilibrium: 14 Days to Cooler, Calmer, and Happier
merekomendasikan Anda untuk memiliki waktu santai setiap hari di sela
pekerjaan, seperti berjalan-jalan atau santai sambil minum kopi.
4. Anda menjadi sinis
Semuanya membosankan bagi Anda, tidak menggairahkan, dan Anda tidak
dapat berpikir positif tentang perusahaan tempat Anda bekerja.
Pikiran-pikiran sinis yang mulai meresap di otak Anda mungkin menjadi
tanda bahwa Anda kelelahan. Cobalah untuk melawannya sesegera mungkin.
Jika Anda memiliki percakapan menjengkelkan dengan seseorang di
kantor, segera pergi dan jalin percakapan menyenangkan dengan teman yang
lain. Imbangi hal negatif dengan yang positif, dan emosi Anda akan
lebih baik.
5. Semuanya terasa menyakitkan
Sakit punggung, sakit kepala, dan mata tegang. Semua kondisi yang
menyakitkan tubuh ini adalah pemberitahuan halus bahwa Anda perlu hari
libur.
Menurut salah satu pengamatan tahun 2011 dari University of South
Florida tentang stres di tempat kerja, beban kerja yang berat,
lingkungan negatif, dan hambatan yang mencegah orang menyelesaikan
tugas-tugas mereka berkaitan erat dengan masalah kesehatan karyawan.
Para peneliti mengatakan bahwa ketika orang menemukan diri mereka
dalam situasi stres, tubuh mereka melepaskan zat kimia yang memicu
peradangan dan meningkatkan sensitivitas mereka terhadap rasa sakit.
6. Perut Anda tidak enak
Sakit kepala bukanlah satu-satunya tanda fisik kelelahan mental.
Perut kram dan kembung mungkin bisa menjadi indikator lainnya. "Beberapa
orang mengatakan, mereka lebih cenderung memiliki masalah perut dan
masalah pencernaan ketika merasa stres," kata Davis-Laack.
Stres dapat menyebabkan perubahan keseimbangan bakteri yang berada di
usus kita, yang bisa membuat kita lebih rentan terhadap gangguan perut.
7. Anda bisa melupakan tidur malam yang layak
Hasil studi dari peneliti Swedia, tahun 2005, juga menunjukkan
bahwa karyawan yang bekerja terlalu keras lebih cenderung memiliki
kesulitan mengantuk pada malam hari dan cenderung selalu mengantuk pada
siang hari.
Karena alasan-alasan di atas, peneliti yakin dan menyarankan agar
Anda memiliki waktu bersantai rutin, membebaskan diri dari pekerjaan.
Memanfaatkan waktu cuti untuk berlibur dan melakukan hal yang Anda
sukai juga krusial untuk menghindarkan Anda dari gejala-gejala tak
mengenakkan di atas.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !