Cacingan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
tropisCacingan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
tropis, termasuk Indonesia.
Diperkirakan, 60% orang Indonesia mengidap cacingan, terbanyak pada
usia 5-14 tahun. Kecacingan tersebar luas, baik di pedesaan maupun
perkotaan.
Penyakit ini dipengaruhi banyak faktor, dari faktor iklim tropis,
kebersihan tubuh, sanitasi lingkungan, sosial ekonomi, dan kepadatan
penduduk. Karena itu, cacingan masih menjadi masalah kesehatan mendasar
di negara kita.
"Penyakit cacingan memang masih sulit didiagnosis dokter jika jumlah cacingnya sedikit.
Biasanya gejala akan timbul jika sudah banyak larva cacing yang bersarang di dalam tubuh," kata Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Bila kemudian cacing menginfeksi atau berpindah tempat ke organ tubuh
lainnya sehingga mengakibatkan kerusakan organ dan jaringan tubuh,
gejala lain yang muncul seperti demam, adanya benjolan di organ/jaringan
tersebut, bahkan dapat timbul reaksi kejang atau gejala gangguan saraf
apabila organ otak sudah terkena.
Sayangnya, masyarakat masih menganggap enteng masalah cacingan ini.
Padahal, dalam jangka panjang problem ini dapat menimbulkan dampak yang
serius dan tak bisa dianggap sepele. Apa saja dampak cacingan pada anak?
Secara konkret, cacing dapat menyerang mukosa usus dan mengisap makanan (karbohidrat dan protein) serta darah dalam tubuh anak.
Alhasil, anak dapat mengalami kekurangan gizi sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan fisik dan otaknya. Anak kemudian menjadi lemas,
mudah sakit, seperti sakit perut dan mencret. Efeknya, anak yang sakit
itu jadi sering tidak masuk sekolah sehingga proses belajarnya
terganggu.
Jadi, cacingan memang tidak menimbulkan risiko kematian, akan tetapi
mengancam faktor kesehatan anak. Cacingan juga menurunkan kecerdasan dan
tumbuh kembang anak.
Tjandra menekankan, perilaku hidup sehat adalah cara terbaik
menghindari cacingan. Karena cacing kebanyakan hidup di tanah, maka
hindari pula si kecil bermain tanah atau segera cuci tangan sehabis si
kecil bermain kotor-kotoran, sebab bisa saja cacing masuk melalui kuku
anak.
Oleh karena itu, penting memerhatikan kebersihan kuku anak.
Membersihkan dan memotong kuku secara teratur harus dilakukan untuk
mencegah cacingan. Anak juga disarankan minum obat cacing yang
direkomendasikan dokter secara rutin tiap 6 bulan. Obat cacaing dapat
diberikan mulai anak usia dua tahun, karena biasanya mereka sudah main
keluar, bermain tanah, atau bermain kotor-kotoran lainnya.
Dengan memerhatikan kebersihan anak secara keseluruhan, cacingan pada anak bisa dihindari.
Sumber : kompas.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !